Quantcast
Channel:
Viewing all articles
Browse latest Browse all 199417

Top 3: Dilema Kapolri Tangani Kasus Ahok

$
0
0

Liputan6.com, Jakarta - Setelah penetapan tersangka atas kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan ke Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjamin berkas perkara kasus itu akan selesai dalam waktu tiga minggu.

Sebelum memutuskan kelanjutan kasus tersebut, Tito mengaku sempat dilema menghadapi kasus Ahok.

Di satu sisi, sesuai dengan keputusan di inner Polri yang keluar pada 2013 dan 2015 disebutkan, kasus yang diduga melibatkan calon kepala daerah harus diusut setelah pilkada selesai. Namun di sisi lain, tekanan publik yang demikian besar menuntut perkara ini segera dituntaskan. 

Hingga malam ini, berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca di Liputan6.com, terutama di kanal Information, Senin (21/11/2016).

Kabar lainnya yang tak kalah menarik mengenai larangan yang dikeluarkan oleh Tim Pemenangan Ahok. Kepada para kaum hawa yang kerap meminta Ahok untuk selfie bersama dilarang untuk mencium calon gubernur DKI nomor urut 2 ini.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Prime three Information:

1. Dilema dan Janji Kapolri di Kasus Ahok

Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi keterangan terkait penetapan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai tersangka kasus penistaan agama di Jakarta, Rabu (16/11). Ahok ditetapkan tersangka usai gelar perkara, (15/11). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

 

Untuk kasus Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, sedikitnya ada 14 laporan yang masuk ke Mabes Polri. Setelah penyelidikan berlanjut, ada 69 orang yang diperiksa termasuk saksi, saksi ahli agama, saksi ahli bahasa, terlapor, dan pelapor.

"Kita jalankan segera selesaikan berkas, segera limpahkan ke jaksa terserah jaksa. Pengadilan silakan memutus," tegas Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Melihat laporan itu, Tito pun berada dalam kondisi dilematis pada kasus ini.

"Ini dilematis, adanya aturan inner Polri yang keluar pada tahun 2013 dan 2015. Kasus yang berkenaan dengan pasangan calon pilkada agar tetap netral dan tidak dijadikan alat politik agar ditunda setelah pilkada," jelas Tito.

Dalam pemeriksaan, saksi ahli pun terbelah dalam menjelaskan kasus ini. Ada 30 saksi yang memiliki pandangan berbeda. Akhirnya muncul rencana gelar perkara terbuka.

Sehari sebelum penetapan tersangka, jajaran penyidik kemudian menghadap Tito. Dari situ diketahui ada dissenting opinion. Akhirnya diputuskan dinaikkan statusnya menjadi penyidikan dan Ahok ditetapkan sebagai tersangka.

Selengkapnya...

 

2. Mulai Sekarang Ibu-Ibu Dilarang Cium Ahok, Alasannya...

Para siswa dan guru SMAN 30 Jakarta berebut selfie dengan Ahok. (Liputan6/Delvira Chaerani Hutabarat)

 

Pejabat ataupun orang biasa, tidak ada seorang istri yang mau suaminya dicium oleh perempuan lain. 

Terkait hal ini, tim pemenangan Ahok-Djarot mengeluarkan peraturan selama musim kampanye Pilkada Jakarta. Bagi para kaum hawa, tim melarang mencium Ahok saat berfoto.

"Karena di sini banyak perempuan, tolong jaga perasaan Bu vero (Veronica Tan)," ujar Vergie selaku pembawa acara Pengaduan Warga di Rumah Lembang, Senin (21/11/2016).

Vergie mengatakan, sebagai perempuan harus bisa menjaga perasaan perempuan lain. Dia mengandaikan, apabila suami ibu dicium perempuan lain pasti akan marah.

Selengkapnya...


three. Semangat Kebinekaan di Antara Suhu Politik

Parade Bhinneka Tunggal Ika yang dilakukan Sabtu, (19/11/2016) kemarin berlangsung damai. (Foto: liputan6.com/Gempur M. Surya)

 

Pentingnya menjaga ideologi Pancasila dan Bineka Tunggal Ika sebagai pemersatu bangsa belum lama ini ditunjukkan oleh ratusan warga Ibu Kota dan dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti Bandung, Blitar, Rembang, dan Semarang.

Mereka berkumpul di bundaran patung kuda Arjuna Wijaya, pada Sabtu pagi, 19 November 2016.

Para peserta aksi damai ini memakai pakaian beragam. Mulai dari kaus aksi parade bertuliskan "NKRI Bhinneka Tunggal Ika Relawan Nusantara", hingga pakaian putih khas adat Sunda.

Sementara itu, penggagas Parade Bhinneka Tunggal Ika Nong Darol Mahmada menyebut, ada sekitar 30 pedagang yang dilibatkan dalam aksi tersebut.

"Kami mengundang gerobak-gerobak untuk terlibat di sini, dan mungkin acara yang ikut di sini. Karena kan banyak peserta kami yang datang dari luar daerah. Mereka pagi-pagi datang belum sempat sarapan. Makanya kami sediakan," ujar dia.

Parade Bhinneka Tunggal Ika juga sengaja digelar untuk mengingatkan masyarakat, agar terus menjaga kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Kedua, kami ingin mempertahankan kepemimpinan pak Presiden (Jokowi) jangan diutak-atik," ujar Nong.

 Selengkapnya...

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 199417


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>