Metrotvnews.com, Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia akan membaik karena didukung perkembangan konsumsi dan investasi di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Hal itu juga dipengaruhi oleh harga komoditas global yang terus meningkat.
"Perekonomian dunia membaik terutama didukung oleh AS dan Tiongkok," ujar Agus di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis 16 Februari 2017.
baca :& Pilkada Serentak tak Berdampak ke Perekonomian Nasional
Agus menjelaskan, perekonomian Tiongkok diperkirakan akan tetap tumbuh cukup kuat sejalan dengan proses rebalancing ekonomi yang berlangsung secara gradual. Namun demikian, dia menjelaskan, sejumlah risiko global patut diwaspadai.&
Dia mengatakan, hal yang perlu diwaspadai adalah rencana ekspansi kebijakan fiskal Pemerintah AS di tengah sinyal pengetatan kebijakan moneter yang diperkirakan dapat mendorong penguatan mata uang AS dan penyesuaian suku bunga lebih cepat.&
Dia mengakui relaksasi regulasi sektor keuangan AS dapat mendorong perekonomian di negara Paman Sam tersebut. Namun, kebijakan ini akan berdampak terhadap peningkatan risiko stabilitas sistem keuangan global.
"Begitu pula kecenderungan kebijakan proteksionis AS serta risiko geopolitik di Eropa yang dapat menurunkan volume perdagangan dunia," pungkas dia.
"Perekonomian dunia membaik terutama didukung oleh AS dan Tiongkok," ujar Agus di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis 16 Februari 2017.
baca :& Pilkada Serentak tak Berdampak ke Perekonomian Nasional
Agus menjelaskan, perekonomian Tiongkok diperkirakan akan tetap tumbuh cukup kuat sejalan dengan proses rebalancing ekonomi yang berlangsung secara gradual. Namun demikian, dia menjelaskan, sejumlah risiko global patut diwaspadai.&
Dia mengatakan, hal yang perlu diwaspadai adalah rencana ekspansi kebijakan fiskal Pemerintah AS di tengah sinyal pengetatan kebijakan moneter yang diperkirakan dapat mendorong penguatan mata uang AS dan penyesuaian suku bunga lebih cepat.&
Dia mengakui relaksasi regulasi sektor keuangan AS dapat mendorong perekonomian di negara Paman Sam tersebut. Namun, kebijakan ini akan berdampak terhadap peningkatan risiko stabilitas sistem keuangan global.
"Begitu pula kecenderungan kebijakan proteksionis AS serta risiko geopolitik di Eropa yang dapat menurunkan volume perdagangan dunia," pungkas dia.