Meterotvnews.com, Jakarta: Susilo Bambang Yudhoyono merasa difitnah dan dizalimi oleh lawan politik dan penguasa. Hal ini disampaikannya setelah Antasari Azhar berjanji akan mengungkap intervensi SBY dalam menyelamatkan keluarganya dari proses hukum.
"Saya dari hati paling dalam mengatakan, luar biasa politik dan negara kita. Setelah sejak November saya diserang dan dihancurkan nama baik saya," ucap SBY di kediamannya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Februari 2017.
Dia menyebut beragam fitnah keji dilontarkan dengan berbagai cara. Dia yakin tujuan utama dari lawan politiknya agar elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono yang tengah nyalon di Pilgub DKI Jakarta turun dan kalah.
"Ini belum puas kayaknya, makanya hari ini nama saya dihancurkan di jam-jam terakhir," kata Ketua Umum Partai Demorat ini.
Baca: Cuitan SBY Dinilai Upaya Melenggangkan Agus ke Putaran Kedua
Dia pun merasa politik praktis di Indonesia sudah kasar dan kejam. Berbagai intrik dilakukan dan kelompoknya dibelakangnya untuk meraih tujuan.
"Naudzubilah bahwa kekuasaan bisa berbuat apa saja menindas yang lemah dan tak berdaya," ucapnya.
"Tidak mungkin ini tanpa restu dari penguasa," tambahnya.
Dalam jumpa pers, Antasari menyebut dirinya dikriminalisasi SBY dalam kasus kematian Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
Sebelum kasus kematian Nasrudin, Antasari mengaku ditemui Hary Tanoe dengan membawa pesan dari Cikeas, daerah yang merujuk pada tempat tinggal keluarga SBY di Puri Cikeas, Bogor. Hary menyampaikan agar Antasari tidak menahan Aulia Pohan, besan SBY.
Tapi, Antasari tidak bisa menuruti kemauan itu. KPK menetapkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan sebagai tersangka dugaan korupsi dalam aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp100 miliar yang digunakan oleh Bank Indonesia. November 2008, ia ditahan.
Pada 2009, Antasari dibelit kasus pembunuhan terhadap Nasrudin. Pada 11 Februari 2010, Antasari divonis hukuman penjara 18 tahun karena terbukti bersalah turut serta melakukan pembujukan untuk membunuh Nasrudin.
Januari 2017, Presiden Joko Widodo memberikan grasi kepada Antasari. Siang tadi, Antasari menyebut SBY ada di balik kasus yang membelitnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="http://www.metrotvnews.com/embed/Dkqjyv6K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
"Saya dari hati paling dalam mengatakan, luar biasa politik dan negara kita. Setelah sejak November saya diserang dan dihancurkan nama baik saya," ucap SBY di kediamannya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Februari 2017.
Dia menyebut beragam fitnah keji dilontarkan dengan berbagai cara. Dia yakin tujuan utama dari lawan politiknya agar elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono yang tengah nyalon di Pilgub DKI Jakarta turun dan kalah.
"Ini belum puas kayaknya, makanya hari ini nama saya dihancurkan di jam-jam terakhir," kata Ketua Umum Partai Demorat ini.
Baca: Cuitan SBY Dinilai Upaya Melenggangkan Agus ke Putaran Kedua
Dia pun merasa politik praktis di Indonesia sudah kasar dan kejam. Berbagai intrik dilakukan dan kelompoknya dibelakangnya untuk meraih tujuan.
"Naudzubilah bahwa kekuasaan bisa berbuat apa saja menindas yang lemah dan tak berdaya," ucapnya.
"Tidak mungkin ini tanpa restu dari penguasa," tambahnya.
Dalam jumpa pers, Antasari menyebut dirinya dikriminalisasi SBY dalam kasus kematian Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
Sebelum kasus kematian Nasrudin, Antasari mengaku ditemui Hary Tanoe dengan membawa pesan dari Cikeas, daerah yang merujuk pada tempat tinggal keluarga SBY di Puri Cikeas, Bogor. Hary menyampaikan agar Antasari tidak menahan Aulia Pohan, besan SBY.
Tapi, Antasari tidak bisa menuruti kemauan itu. KPK menetapkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan sebagai tersangka dugaan korupsi dalam aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp100 miliar yang digunakan oleh Bank Indonesia. November 2008, ia ditahan.
Pada 2009, Antasari dibelit kasus pembunuhan terhadap Nasrudin. Pada 11 Februari 2010, Antasari divonis hukuman penjara 18 tahun karena terbukti bersalah turut serta melakukan pembujukan untuk membunuh Nasrudin.
Januari 2017, Presiden Joko Widodo memberikan grasi kepada Antasari. Siang tadi, Antasari menyebut SBY ada di balik kasus yang membelitnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="http://www.metrotvnews.com/embed/Dkqjyv6K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>