Metrotvnews.com, Jakarta: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menghelat ajang pameran perumahan berkala, Indonesia Property Expo (IPEX) 2017. Acara ini digelar untuk mencapai target peningkatan pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) naik ke level 40 persen di 2019.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, tahun ini menjadi peluang besar bagi sektor properti. Potensi tersebut terlihat dari angka backlog dan kebutuhan rumah yang masih tinggi serta minat investasi ke sektor properti yang masih besar.&
"Belum lagi pemerintah juga terus mendukung kepemilikan rumah masyarakat Indonesia dengan mengalokasikan anggaran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), susbsidi selisih bunga (SSB), dan bantuan uang muka pada 2017 yang lebih besar dibandingkan di 2016. Bank Indonesia (BI) pun kian mempermudah masyarakat mengakses KPR dengan melonggarkan aturan loan to value (LTV) pada 2016," kata Maryono dalam siaran persnya, Jakarta, Sabtu 11 Februari 2017.
Adanya potensi tersebut, juga ditopang berbagai langkah transformasi yang digelar Bank BTN dan diyakini mampu mengantarkan perseroan mencatatkan pangsa pasar sebesar 40 persen pada 2019 dari posisi saat ini sekitar 33,57 persen.
"Potensi di sektor properti tersebut akan Bank BTN manfaatkan untuk meningkatkan kredit sekaligus menambah pangsa pasar. Berbagai langkah akan dilakukan salah satunya melalui berbagai ajang promosi seperti IPEX 2017 ini, juga melalui berbagai transformasi yang telah dan akan digelar perseroan," terang Maryono.
Sementara itu, dalam IPEX ke-11 ini, bank dengan kode emiten BBTN ini juga membidik penambahan kredit baru senilai Rp2,5 triliun. Perseroan optimistis mampu mencapai target tersebut mengingat ajang pesta KPR yang menghadirkan 700 proyek properti dari 212 pengembang di seluruh Indonesia.
Optimisme tersebut juga didukung berbagai promosi yang ditawarkan dalam pameran yang digelar mulai 11-19 Februari 2017 ini. Di antaranya, ditawarkan bunga murah sebesar 4,67persen fixed 1 tahun untuk KPR Non-Subsidi, kemudian bunga 5 persen fixed untuk KPR Subsidi. Masyarakat pun dapat menikmati fasilitas uang muka mulai 5 persen untuk KPR Non-Subsidi dan 1 persen untuk KPR Subsidi.&
Dalam pameran ini, Bank BTN juga menawarkan jangka waktu kredit selama 25 tahun untuk KPR Non-Subsidi dan 20 tahun untuk KPR Subsidi. Pameran ini juga menawarkan diskon 50 persen biaya administrasi dan provisi, diskon hingga 20 persen pada premi asuransi jiwa, sistem one hour approval, hingga fasilitas KPR bundling dengan kredit kendaraan bermotor serta furnitur untuk isi rumah.&
Adapun, IPEX digelar Bank BTN sebanyak dua kali setiap tahunnya. Selain dihelat dalam rangka perayaan ulang tahun Bank BTN yang jatuh pada tanggal 9 Februari, IPEX juga digelar pada periode perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.&
Targetkan Penyaluran KPR Tumbuh 33 persen pada 2017
Sementara itu, pada tahun ini Bank BTN membidik penyaluran KPR baru naik sekitar 33 persen pada 2017. Per Desember 2016, perseroan tercatat telah merealisasikan kredit baru senilai total Rp31,86 triliun & atau naik 21,75 persen dari Rp26,17 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.&
Maryono optimistis target tersebut akan dicapai mengingat berbagai peluang dan kondisi yang mendukung sektor properti. Untuk kebutuhan rumah misalnya, dari data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), angka backlog perumahan secara kumulatif mencapai 15 juta unit. Setiap tahunnya, Kementerian PUPR pun mencatat masih ada kekurangan pasokan rumah sebanyak 400 ribu unit.&
Pemerintah pun tahun ini menganggarkan anggaran untuk membiayai perumahan yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Pada 2017, pemerintah mengalokasikan FLPP senilai Rp9,7 triliun, SSB sekitar Rp3,7 triliun, dan bantuan uang muka sebesar Rp2,2 triliun. Nilai tersebut melebihi anggaran FLPP 2016 senilai Rp9,22 triliun dan SSB sebesar Rp2,2 triliun.&
Kebijakan lain yang mendukung yakni relaksasi LTV oleh bank sentral. Pada pertengahan 2015, BI mewajibkan pembayaran uang muka untuk KPR pertama sebesar 20 persen, KPR kedua 30 persen, serta KPR ketiga dan selanjutnya 40 persen. Namun, jelang akhir tahun lalu, aturan ini diperlonggar sehingga uang muka untuk KPR pertama menjadi sebesar 15 persen, KPR kedua 20 persen, dan KPR ketiga serta seterusnya 25 persen.
"Berbagai kebijakan yang mendukung ini tentu tak hanya bermanfaat bagi sektor properti saja. Sebab, ada sekitar 170 lebih sektor lain yang terkait dengan sektor properti," pungkas Maryono.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, tahun ini menjadi peluang besar bagi sektor properti. Potensi tersebut terlihat dari angka backlog dan kebutuhan rumah yang masih tinggi serta minat investasi ke sektor properti yang masih besar.&
"Belum lagi pemerintah juga terus mendukung kepemilikan rumah masyarakat Indonesia dengan mengalokasikan anggaran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), susbsidi selisih bunga (SSB), dan bantuan uang muka pada 2017 yang lebih besar dibandingkan di 2016. Bank Indonesia (BI) pun kian mempermudah masyarakat mengakses KPR dengan melonggarkan aturan loan to value (LTV) pada 2016," kata Maryono dalam siaran persnya, Jakarta, Sabtu 11 Februari 2017.
Adanya potensi tersebut, juga ditopang berbagai langkah transformasi yang digelar Bank BTN dan diyakini mampu mengantarkan perseroan mencatatkan pangsa pasar sebesar 40 persen pada 2019 dari posisi saat ini sekitar 33,57 persen.
"Potensi di sektor properti tersebut akan Bank BTN manfaatkan untuk meningkatkan kredit sekaligus menambah pangsa pasar. Berbagai langkah akan dilakukan salah satunya melalui berbagai ajang promosi seperti IPEX 2017 ini, juga melalui berbagai transformasi yang telah dan akan digelar perseroan," terang Maryono.
Sementara itu, dalam IPEX ke-11 ini, bank dengan kode emiten BBTN ini juga membidik penambahan kredit baru senilai Rp2,5 triliun. Perseroan optimistis mampu mencapai target tersebut mengingat ajang pesta KPR yang menghadirkan 700 proyek properti dari 212 pengembang di seluruh Indonesia.
Optimisme tersebut juga didukung berbagai promosi yang ditawarkan dalam pameran yang digelar mulai 11-19 Februari 2017 ini. Di antaranya, ditawarkan bunga murah sebesar 4,67persen fixed 1 tahun untuk KPR Non-Subsidi, kemudian bunga 5 persen fixed untuk KPR Subsidi. Masyarakat pun dapat menikmati fasilitas uang muka mulai 5 persen untuk KPR Non-Subsidi dan 1 persen untuk KPR Subsidi.&
Dalam pameran ini, Bank BTN juga menawarkan jangka waktu kredit selama 25 tahun untuk KPR Non-Subsidi dan 20 tahun untuk KPR Subsidi. Pameran ini juga menawarkan diskon 50 persen biaya administrasi dan provisi, diskon hingga 20 persen pada premi asuransi jiwa, sistem one hour approval, hingga fasilitas KPR bundling dengan kredit kendaraan bermotor serta furnitur untuk isi rumah.&
Adapun, IPEX digelar Bank BTN sebanyak dua kali setiap tahunnya. Selain dihelat dalam rangka perayaan ulang tahun Bank BTN yang jatuh pada tanggal 9 Februari, IPEX juga digelar pada periode perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.&
Targetkan Penyaluran KPR Tumbuh 33 persen pada 2017
Sementara itu, pada tahun ini Bank BTN membidik penyaluran KPR baru naik sekitar 33 persen pada 2017. Per Desember 2016, perseroan tercatat telah merealisasikan kredit baru senilai total Rp31,86 triliun & atau naik 21,75 persen dari Rp26,17 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.&
Maryono optimistis target tersebut akan dicapai mengingat berbagai peluang dan kondisi yang mendukung sektor properti. Untuk kebutuhan rumah misalnya, dari data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), angka backlog perumahan secara kumulatif mencapai 15 juta unit. Setiap tahunnya, Kementerian PUPR pun mencatat masih ada kekurangan pasokan rumah sebanyak 400 ribu unit.&
Pemerintah pun tahun ini menganggarkan anggaran untuk membiayai perumahan yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Pada 2017, pemerintah mengalokasikan FLPP senilai Rp9,7 triliun, SSB sekitar Rp3,7 triliun, dan bantuan uang muka sebesar Rp2,2 triliun. Nilai tersebut melebihi anggaran FLPP 2016 senilai Rp9,22 triliun dan SSB sebesar Rp2,2 triliun.&
Kebijakan lain yang mendukung yakni relaksasi LTV oleh bank sentral. Pada pertengahan 2015, BI mewajibkan pembayaran uang muka untuk KPR pertama sebesar 20 persen, KPR kedua 30 persen, serta KPR ketiga dan selanjutnya 40 persen. Namun, jelang akhir tahun lalu, aturan ini diperlonggar sehingga uang muka untuk KPR pertama menjadi sebesar 15 persen, KPR kedua 20 persen, dan KPR ketiga serta seterusnya 25 persen.
"Berbagai kebijakan yang mendukung ini tentu tak hanya bermanfaat bagi sektor properti saja. Sebab, ada sekitar 170 lebih sektor lain yang terkait dengan sektor properti," pungkas Maryono.