Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintah tengah mendorong produk andalan agroindustri, yakni kelapa sawit dan pulp-kertas. Kedua produk tersebut perlu peningkatan daya saing di tengah perkembangan industri digital saat ini, terlebih kelapa sawit dan pulp-kertas kontribusinya signifikan dalam perdagangan nasional.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengungkapkan, perkembangan kondisi pasar, industri digital, dan perubahan perilaku konsumen menjadi tantangan utama bagi industri pulp dan kertas.
"Untuk meningkatkan daya saing dan profit dalam industri pulp dan kertas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yakni sustainability, inovasi, serta efisiensi sumber daya," tutur Liana dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu 11 Februari 2017.
Di sisi lain, industri pulp dan kertas global tengah menghadapi maraknya proteksionisme perdagangan. Maka itu, ketiga unsur sustainability, inovasi, dan efisiensi sumber daya jadi upaya industri pulp dan kertas agar bisa menekan biaya produksi, environmental footprint, dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
Managing Director Sinar Mas, G Sulistiyanto mengatakan, penanganan teknis hambatan perdagangan dapat dilakukan melalui sinergi yang solid antara stakeholder, dalam hal ini pemerintah sebagai regulator dan pelaku usaha sebagai operator.
"Maka itu butuh bantuan pemerintah agar hambatan teknis perdagangan pulp dan kertas Indonesia sehingga bisa mendongkrak penerimaan negara," tegasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kontribusi ekspor pulp dan kertas terhadap perdagangan nasional pada 2015 sebanyak USD1,7 miliar. Sementara ekspornya, pulp-kertas di tahun yang sama sebesar USD3,5 miliar.
Industri pulp dan kertas juga disebut mampu membuka lapangan pekerjaan. Pada 2015, sebanyak 260 ribu orang tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tak langsung dipekerjakan di industri ini.
Kapasitas ekspor pulp pada 2015 sebesar 3,4 juta ton dan kertas sebanyak 4,2 juta ton per tahun. Saat ini kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020.
"Secara estimasi, kebutuhan kertas dunia akan tumbuh sebesar 2,1 persen per tahun, di negara berkembang akan tumbuh sebesar 4,1 persen per tahun dan negara maju 0,5 persen per tahun. Sehingga potensi peningkatan perdagangan industri pulp dan kertas nasional masih terbuka lebar," tutup Sulistyanto.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengungkapkan, perkembangan kondisi pasar, industri digital, dan perubahan perilaku konsumen menjadi tantangan utama bagi industri pulp dan kertas.
"Untuk meningkatkan daya saing dan profit dalam industri pulp dan kertas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yakni sustainability, inovasi, serta efisiensi sumber daya," tutur Liana dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu 11 Februari 2017.
Di sisi lain, industri pulp dan kertas global tengah menghadapi maraknya proteksionisme perdagangan. Maka itu, ketiga unsur sustainability, inovasi, dan efisiensi sumber daya jadi upaya industri pulp dan kertas agar bisa menekan biaya produksi, environmental footprint, dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
Managing Director Sinar Mas, G Sulistiyanto mengatakan, penanganan teknis hambatan perdagangan dapat dilakukan melalui sinergi yang solid antara stakeholder, dalam hal ini pemerintah sebagai regulator dan pelaku usaha sebagai operator.
"Maka itu butuh bantuan pemerintah agar hambatan teknis perdagangan pulp dan kertas Indonesia sehingga bisa mendongkrak penerimaan negara," tegasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kontribusi ekspor pulp dan kertas terhadap perdagangan nasional pada 2015 sebanyak USD1,7 miliar. Sementara ekspornya, pulp-kertas di tahun yang sama sebesar USD3,5 miliar.
Industri pulp dan kertas juga disebut mampu membuka lapangan pekerjaan. Pada 2015, sebanyak 260 ribu orang tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tak langsung dipekerjakan di industri ini.
Kapasitas ekspor pulp pada 2015 sebesar 3,4 juta ton dan kertas sebanyak 4,2 juta ton per tahun. Saat ini kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020.
"Secara estimasi, kebutuhan kertas dunia akan tumbuh sebesar 2,1 persen per tahun, di negara berkembang akan tumbuh sebesar 4,1 persen per tahun dan negara maju 0,5 persen per tahun. Sehingga potensi peningkatan perdagangan industri pulp dan kertas nasional masih terbuka lebar," tutup Sulistyanto.