Metrotvnews.com, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta akan mempercepat pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Terminal Pulogebang. Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, adanya BLUD bisa membantu biaya operasional terminal terbesar se-Asia Tenggara itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan, dari BLUD, pihaknya bisa menghemat penggunaan APBD DKI Jakarta. Bahkan, dia bisa merekrut lebih banyak pekerja.
"Kita tidak perlu lagi mengandalkan APBD& untuk perawatan. Bahkan untuk merekrut cleansing service atau keamanan," kata Andri Yansyah di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/1/2017).
Andri Yansyah menyampaikan, selama ini hanya satu pintu terminal yang dibuka. Hal ini lantaran petugas keamanan di Terminal Pulogebang sangat terbatas.
"Kalau ada BLUD, kita bisa menambah personel. Kita juga bisa memanfaatkan potensi yang ada di sana misalnya, mengerjasamakan Videotron dengan pihak swasta," terangnya.
Nantinya, lanjut Andri, pendapatan BLUD akan dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan transportasi di bidang lain. Dengan BLUD, pihaknya akan lebih leluasa mengoptimalkan kerjasama dengan sejumlah mal, kios, dan lahan parkir.
"Pendapatan ini akan menutup dana operasional terminal. Bisa dihitung berapa nilai bisnis yang diperoleh," ujar dia.
Sebelumnya, Pemprov DKI akan telah menganggarkan sekitar Rp20 miliar untuk Terminal Pulogebang pada tahun 2017. Anggaran ini dipakai sementara sebelum pengelolaan Terminal Pulogebang dialihkan BLUD.
Sumarsono mengatakan, anggaran Rp20 miliar itu ditujukan agar pemeliharaan Terminal Pulogebang dapat berjalan dengan baik. Sebab, untuk operasional tahun pertama, Terminal Pulogebang masih belum memiliki dana operasional sendiri.
&
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan, dari BLUD, pihaknya bisa menghemat penggunaan APBD DKI Jakarta. Bahkan, dia bisa merekrut lebih banyak pekerja.
"Kita tidak perlu lagi mengandalkan APBD& untuk perawatan. Bahkan untuk merekrut cleansing service atau keamanan," kata Andri Yansyah di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/1/2017).
Andri Yansyah menyampaikan, selama ini hanya satu pintu terminal yang dibuka. Hal ini lantaran petugas keamanan di Terminal Pulogebang sangat terbatas.
"Kalau ada BLUD, kita bisa menambah personel. Kita juga bisa memanfaatkan potensi yang ada di sana misalnya, mengerjasamakan Videotron dengan pihak swasta," terangnya.
Nantinya, lanjut Andri, pendapatan BLUD akan dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan transportasi di bidang lain. Dengan BLUD, pihaknya akan lebih leluasa mengoptimalkan kerjasama dengan sejumlah mal, kios, dan lahan parkir.
"Pendapatan ini akan menutup dana operasional terminal. Bisa dihitung berapa nilai bisnis yang diperoleh," ujar dia.
Sebelumnya, Pemprov DKI akan telah menganggarkan sekitar Rp20 miliar untuk Terminal Pulogebang pada tahun 2017. Anggaran ini dipakai sementara sebelum pengelolaan Terminal Pulogebang dialihkan BLUD.
Sumarsono mengatakan, anggaran Rp20 miliar itu ditujukan agar pemeliharaan Terminal Pulogebang dapat berjalan dengan baik. Sebab, untuk operasional tahun pertama, Terminal Pulogebang masih belum memiliki dana operasional sendiri.
&